Des 11, 2024
spot_img

FALASI SANG PENDETA RADIKALIS

Dalam setiap komunitas keyakinan agama juga aliran orang-orang fanatik dan ekstremis selalu ada. Mereka niscaya ada sebagai kontra nalar bagai kegelapan bagi ketercerahan. Rumah yang sempurna perlu toilet dan pabrik yang produktif mesti mengeluarkan limbah.

Saat kalangan Muslim moderat sibuk menentang pandangan para ustadz intoleran menyebarkan ujaran kebencian kepada non Muslim, malah seorang yang mengaku “pendeta” menghujat al-Quran seraya menggunakan penafsiran kaku ala kaum tekstualis itu lalu meminta Kemenag menghapus 300 ayat dalam al-Quran.

Pernyataan itu bisa dipastikan agitatif par excellence karena sejumlah falasi fatal sebagai berikut :

1. Sebagai non Muslim apalagi mengaku sebagai pemuka agama lain telah melakukan tindakan offside dan intervensi dengan hujatan yang vulgar terhadap kitab suci al-Quran juga Nabi Muhammad yang diagungkan umat Islam yang dapat mengakibatkan ketegangan dan konflik horisontal di Tanah Air yang merupakan umat beragama yang telah menjadi satu bangsa.

2. Sebagai non Muslim yang nyata intoleran yang terbukti membenci Islam, entah karena salah belajar atau karena pengalaman traumatik akibat intetaksi tertentu saat sebelum berganti agama, dia telah menyakiti dan menghina lebih dari 1 milyar manusia yang tersebar ke seluruh titik di planet ini.

3. Menuduh 300 ayat dalam al-Quran memuat ajaran intoleransi dan radikalisme bersumbet dari pola pemahaman denotatif yang juga diandalkan oleh para teolog tekstualis di kalangan umat Islam yang menafsirkan teks secara denotatif. Hanya saja mereka memilih pendekatan itu sebagai produk doktrin aliran tertentu, sedangkan penafsiran pendeta terhadap 300 ayat itu didasarkan pada kebencian.

4. Meminta Menag atau Kemenag menghapus 300 ayat dalam al-Quran selain memfitnah Menag yang dikesankan sebagai orang yang mengenalnya, membuktikan krisis kognisi tentang fungsi dan bidang Kementerian Agama seolah menghapus ayat suci adalah wewenang Pemerintah.

5. Meminta Menag atau Kemenag menghapus 300 ayat dalam al-Quran menyingkap ketololannya tentag posisi sakral al-Quran seolah ia hanyalah buku biasa yang boleh direvisi.

Terlepas dari polemik di atas, mestinya celoteh orang itu tak hanya ditanggapi dengan tuduhan penistaan agama namun juga perlu ditangga[pi dengan bantahan argumentatif oleh orang-orang yang selama ini dipuja sebagai ulama kawakan dan ustadz terkemuka.

Pernyataan pendeta itu bisa dibalas oleh siapapun yang mengaku Muslim dengan cara yang sama, yaitu menafsirkan secara serampangan ayat-ayat kitab suci agama yang dianut pendeta itu. Tapi karena tahu bahwa dia tak merepresentasi agama Kristen, umat Islam dan Kristen tetap rukun.

Membiarkan orang menghina agama apapun, apalagi agama sendiri bukan toleransi, tapi tololeransi.

ML 240322

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

sakarya bayan escort escort adapazarı odunpazarı escort