INDONESIA TODAY ONLINE – Di tengah hiruk-pikuk bangsa yang katanya menjunjung tinggi toleransi, justru lahir fenomena kelam: pembunuhan karakter terhadap Habaib/Ba’alawi. Fitnah, provokasi SARA, dan generalisasi kejam mengalir deras, memupuk kebencian yang membabi buta. Ini bukan sekadar “kritik” atau “perbedaan pendapat”; ini adalah bentuk cancel culture yang bertransformasi menjadi kejahatan sosial nyata. Apalagi, insiden kekerasan fisik telah terjadi, menjadi bukti bahwa kata-kata busuk mampu berubah menjadi pukulan dan darah. PWI-LS, dengan narasi provokatifnya, seakan mengobarkan api di ladang kering.
Jika ini dibiarkan, bukan hanya martabat tokoh agama yang terkoyak, tetapi persatuan bangsa pun terancam retak. Kita sedang menyaksikan, bagaimana adab digilas ego, dan bagaimana ujaran kebencian menjadi virus mematikan yang merusak hati umat. Fenomena ini bukan sekadar masalah opini publik, tetapi ancaman serius bagi harmoni sosial yang membutuhkan sikap tegas, kesadaran kolektif, dan penegakan hukum tanpa pandang bulu.
Bekasi, 9 Agustus 2025
Jaringan Jawara dan Santri se-Banten Raya -JASBARA-