Des 11, 2024
spot_img

Islam Nusantara Islam Muhammadi

Oleh: Farouk Ya’la
30 Juni 2015

JAKARTA – Dalam pembukaan acara Istighosah menyambut Ramadhan dan pembukaan munas alim ulama NU, di Masjid Istiqlal, Jakarta, muncul mengemuka istilah Islam Nusantara, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, NU akan terus memperjuangkan dan mengawal model Islam Nusantara, Minggu, 14/06/2015.

“Yang paling berkewajiban mengawal Islam Nusantara adalah NU,” kata Said Aqil, yang dibalas tepuk tangan ribuan anggota NU yang memadati ruangan dalam Masjid Istiqlal.

Menurutnya, istilah Islam Nusantara merujuk pada fakta sejarah penyebaran Islam di wilayah Nusantara yang disebutnya “dengan cara pendekatan budaya, tidak dengan doktrin yang kaku dan keras.”

“Islam Nusantara ini didakwahkan untuk merangkul budaya, melestarikan budaya, menghormati budaya, tidak malah memberangus budaya,” katanya usai acara kepada wartawan di Jakarta, Minggu.

Dari pijakan sejarah itulah, menurutnya, NU akan terus mempertahankan karakter Islam Nusantara yaitu “Islam yang ramah, anti radikal, inklusif dan toleran.”

Seperti biasa media-media intoleran seperti eramuslim.com, hidayatullah.com,voa-alislam dan media-media radikal lainnya termasuk 19 media yang pernah di blokir Pemerintah melalui kewenangan BNPT bereaksi dan melakukan penyesatan dan penggiringan opini bahwa istilah Islam Nusantara adalah sebuah upaya halus bagi proses deislamisasi di negeri ini.

Naif, absurd, dan ahistoris bagi siapa saja yang memiliki pemahaman sempit yang tidak berpijak pada fakta dan kenyataan sejarah. Istilah Islam Nusantara tidak harus serta-merta dihadapkan pada Islam model keberagamaan masyarakat Timur Tengah (“Arab”) secara keseluruhan dan dikotomis.

Sementara kita ketahui bersama bahwa Timur Tengah bukan hanya bangsa Arab saja, ada Kurdi, Turki, dan Farsi. Islam di Timur Tengah pun menyerap budaya lokal secara arif sepanjang tidak mencemari Tauhid.

Islam Nusantara hanya merespons Islam yang dipraktekan kaum radikalis yang mencemari nilai-nilai Islam itu sendiri. Dan Islam Nusantara memetakan ulang kembali bahwa Islam itu tidak barat dan tidak timur tidak ashobiyah istilah lokal dipilih hanya ingin mendekatkan pemahaman kita tentang Islam sejati, Islam Nusantara bukan mazhab atau aliran baru tetapi sebuah typologi Islam yang membawa damai bukan yang membawa perang.

Penggiringan opini yang sangat dipaksakan bahwa Islam dengan nuansa toleran, inklusif, anti radikal, dan ramah (Islam Nusantara) adalah upaya terselubung pendangkalan dan menjauhkan Kaum Muslimin dari agamanya adalah sangat tidak beralasan karena yang dimaksud dengan Islam Nusantara adalah model beragama yang paling sublim yang menampakkan keindahan dalam bentuknya yang tertinggi dan mulia.

Islam Nusantara adalah sebuah karakter Islam sejati itu sendiri lawannya adalah Islam yang di dakwahkan dan di kampanyekan oleh pengikut dan pengusung radikalisme dan intoleransi yang berujung kepada perlawanan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, Islam kaku dan keras, Islam yang mengusung faham takfir yang dengan mudah menumpahkan darah sesama kaum muslimin.

Islam Nusantara adalah Islam Rahmatan Lil Alamin yang mengajarkan harmoni dan keseimbangan dan menyebarkan kasih sayang kepada sesama manusia, lingkungan dan alam.Dengan kata lain Islam Nusantara adalah Islam Muhammadi yang menentang ekslusivisme, radikalisme, dan intoleransi. Islam Nusantara adalah Islam ramah seperti yang di bawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw.

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

sakarya bayan escort escort adapazarı odunpazarı escort