Okt 10, 2024
spot_img

MEMBONGKAR KEPALSUAN SANG PEMBATAL NASAB BA’ALAWI

BATALNYA NASAB KI IMADUDDIN UTSMAN AL-BANTANI

Berdasarkan penuturan orang tuanya yakni Ki Sarman dan Hj. Syu’arah, serta diambil dari manuskrip silsilah yang qoyyid dan tsiqoh seperti dari Itsbat Asyof Naqob Maroko, Irak, dan Turki, juga manuskrip atau naskah Merta Singa, manuskrip Serat Panengan Tepas Dalem Ngayogyakarta bahwa telah tercatat bahwa KH. Imaduddin Usman ini adalah putera dari.

Nasab Ki Imaduddin (Utsman)bin Sarman (al-Hasani) al-Bantani ❌

Hj. Su’arah, binti❌

Hj. Aminah, binti❌

Hj. Armunah,binti❌

Ki Utsman,bin

Ki Bendo, bin

Ki Alim, bin

Ki Abdullah, bin

Ki Ibrahim, bin

Syaikh Hasan Basri, bin

Raden ayu Fatimah,❌ binti

Raden Wiranegara ( Syaikh Ciliwulung), bin Raden Arya Wangsakara, bin

Pangeran Wiraraja,

bin Prabu Geusan Ulun,

bin Pangeran Soleh, bin

Pangeran Muhammad Pamelakaran, bin

Pangeran Abdurahman Panjunan, bin

Syaikh Dzatuk Kahfi, bin

Syaikh Dzatuk Ahmad, bin

Syaikh Dzatuk Isa, bin

Syaikh Sayyid Abdul Qodir Kailani, bin

Sayyid Junaid, bin

Sayyid Abdul Qodir, bin

Sayyid Syu’aib, bin

Sayyid Abdul Jabbar, bin

Sayyid Abdul Rozaq, bin

Sayyid Abdul Aziz, bin

Sayyid Ahmad, bin

Sayyid Sholih, bin

Syaikh Sayyid Abdul Qodir Jaelani, bin

Sayyid Janki Dausat, bin

Sayyid Abdulloh, bin

Sayyid Yahya Azzahid, bin

Sayyid Muhammad, bin

Sayyid Daud, bin

Sayyid Musa al-Tsani, bin

Sayyid Abdullah al-Tsani, bin

Sayyid Musa al-Jun, bin

Sayyid Abdullah al-Kamil, bin

Sayyid Hasan al-Mutsanna, bin

Sayyid Hasan al-Mujtaba, bin

Sayyidah Fatimah Az-Zahra, binti

Sayidina Muhammad Rasulullah S.a w

Penulisan nasab diatas adalah salah, sangat dipaksakan dan menyelisihi kaidah pencatatan nasab.❌

Dalam Islam, terdapat beberapa hadits yang menekankan pentingnya menisbahkan seseorang kepada ayahnya. Salah satu hadits yang sering disebutkan terkait hal ini berasal dari riwayat yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin Al-As:

> “Barang siapa mengaku-ngaku kepada selain ayahnya, maka dia mendapatkan laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia.” (HR. Ibnu Majah, No. 2599, dan Ahmad, No. 6494).

Hadits ini menunjukkan bahwa menisbahkan nama seseorang kepada selain ayahnya dianggap sebagai dosa besar dalam Islam. Rasulullah SAW menegaskan pentingnya menjaga silsilah dan garis keturunan yang benar serta melarang keras penyimpangan dari ketentuan ini.

Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang sangat menghargai kebenaran dan kejujuran dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam hal nasab dan keturunan. Mengubah atau menisbahkan nama seseorang kepada selain ayahnya bisa dianggap sebagai bentuk penipuan dan penghinaan terhadap kebenaran sejarah serta identitas seseorang.

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

sakarya bayan escort escort adapazarı odunpazarı escort