Ajaran Syiah Itu Bertentangan dengan Pancasila
“Bagaimana mau disebut Ketuhanan Yang Maha Esa kalau kalimat talbiyahnya, Labaika Ya Husain.” Demikian dikatakan anggota Dewan Pakar Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Pusat, HM Rizal Fadhilah dalam Deklarasi dan Pengukuhan ANNAS Kota Probolinggo di masjid Al Arief Jalan Mastrip No. 25 Kedupok, Kota Probolinggo, Ahad (28/2/2016).
Rizal menegaskan, Syiah itu bukan bagian dari Islam dan anti ideologi Pancasila. Menurutnya, gerakan Syiah adalah gerakan takfiri. Syiah mengkafirkan para sahabat dan istri Rasulullah SAW. Selain itu, Syiah juga membolehkan melukai dirinya sendiri.
“Bagaimana mau disebut beradab kalau dasar ajaranya itu takfir, menganiyaya diri, meracah diri, membacok-bacok sendiri. Bahkan ada ungkapan juga bahwa Syiah bisa melukai diri sendiri, maka apalagi melukai orang lain, paham seperti ini melanggar sila kedua,” ucapnya.
Kehadiran Syiah dinilai Rizal menjadi pemecah belah persatuan. Sebab, gerakan Syiah di setiap negara didukung oleh Iran yang membawa misi revolusi mengembalikan kejayaan Persia Raya. Misi tersebut menjadi salah satu keyakinan Syiah yang disebut wilayatul faqih.
“Tidak ada persatuan kalo Syiah berkembang, justru konflik yang akan terjadi. NKRI terancam keutuhanya,” tegasnya.
Rizal juga mengatakan, Syiah tidak punya prinsip musyawarah. Karena Syiah meyakini bahwa ororitas sepenuhnya ada pada Imam.
“Tidak akan ada musyawarah, tidak ada wakil, yang ada wala’ yaitu kepemimpinan otoritasi, apa yang dikatakan iman itulah hukum, bukan hukum dari rakyat. Makanya idiologinya imamah,” ujarya.
Terakhir, Syiah juga tidak meyakini adanya keadilan sosial. “Sila ke lima dalam Pancasila nonsense (bagi Syiah-red). Dalam Syiah harta rakyat itu untuk pemimpin-pemimpin, untuk imam-imam mereka,” tukasnya.
“Jadi, secara parsial Syiah bertentangan dengan pancasila,” pungkasnya
Reporter: Findra Eko | Editor: Ally Muhammad Abduh | Jurnalislam