Catatan atas Artikel Ben Sohib
Beredar sebuah tulisan yang menimbulkan kehebohan dan kebingungan di beberapa gorup whats app berjudul “Banyak Ulama Pribumi Lebih Islami Dibanding Ulama Keturunan Yaman.”
Tulisan itu mengecoh sejak dari judulnya dan paragraf pertama. Orang bersiap dengan konten yang menyerang ustad-ustad yang dikenal radikalis. Tapi kemudian kita tahu bahwa si narator justru menempatkan ustad-ustadz yang selama ini dikenal moderat pada sasaran tembak, dan menyanjung ustad-ustadz yang dikenal radikalis. Persoalan djungkirbalikkan sedemikian rupa.
Hasil penjungkirbalikkan itu adalah terungkapnya satu fakta yang luput dari kesadaran banyak orang selama ini, yaitu bahwa persoalan radikal dan moderat tidak mengenal etnis dan suku.
Banyak orang yang sering membaca tulisan-tulisan Ben Sohib dan mengenalnya sebagai seorang budayawan yang berpandangan sekuler, terperanjat dan menduga ia mendadak hijrah. Keterkejutan dan dugaan itu karena:
- Dalam artikel itu penulis terkesan menarasikan sudut pandang Islam yang dianggap radikal.
- Konten artikel itu malah membuktikan bahwa mayoritas agamawan dan tokoh penganjur intoleransi berasal dari kalangan non keturunan Yaman.
- Konten artikel itu membuktikan bahwa mayoritas ulama dan tokoh terkemuka dari keturunan Yaman atau Arab justru menentang para ustadz intoleran yang sebagian besar bukan dari kalangan keturunan Yaman.
Terlepas, itu tulisan dia atau bukan, saya menyimpulkan beberapa pesan sangat penting yang menyadarkan banyak pihak:
- Narasi anti radikalisme dan intoleransi mestinya tidak dialihkah ke narasi anti ras Arab dan anti keturunan Arab karena faktanya membuktikan kebalikannya, atau paling tidak, merontokkan opini ngawur generalisasi semua pendakwah intoleran adalah keturunan Yaman alias Arab.
- Menentang radikalisme dan ekstremisme dengan mengangkat narasi rasisme adalah radikalisme itu sendiri dan bahwa menyebarkan provokasi anti ras dengan dalih membela NKRI dan nasionalisme adalah mengancam NKRI dan kontra nasionalisme.
- Radikalisme, ekstremisme dan politisasi agama bisa menjangkiti siapapun, apapun suku dan etnisnya, keturunan Yaman ataupun non keturunan Yaman. Jumlah ustadz radikalis non keturunan Yaman lebih banyak dari yang satu atau dua orang ustadz radikalis dari keturunan Yaman. Tak hanya itu. Beberapa pendakwah muallaf dari etnis Tionghoa juga dikenal penyebar doktrin khilafah.
- Radikalisme dan moderasi tidak berkaitan dengan etnisitas melainkan ideologi semata. Terbukti ustad yang dianggap radikalis terdiri dari berbagai macam etnis, “pribumi” maupun etnis keturunan Yaman. Demikian pula sebaliknya. Ustadz-ustadz keturunan Yaman disukai oleh salah satu kelompok dan ditentang oleh lainnya. Begitu juga ustadz-ustadz etnis “pribumi”. Ini menunjukkan sekali lagi persoalannya bukan pada pertentangan etnisitas tapi pada perseteruan ideologi.
Yang pasti, tulisan itu adalah satire (berasal dari frasa bahasa Latin satira atau satura berarti sindiran) yang memerlukan kecermatan ekstra saat dibaca.
ML 130222
Banyak Ulama Pribumi Lebih Islami Dibanding Ulama Keturunan Yaman
Oleh: Ben Sohib
Asal usul atau kerturunan tidak menjamin seorang ulama atau ustad akan lebih baik atau lebih buruk. Selama ini banyak orang salah kaprah bahwa tokoh agama dengan gelar habib atau keturunan Yaman lainnya pasti dijamin benar, padahal banyak dari mereka yang berusaha menyesatkan keislaman kaum pribumi.
Mereka adalah oknum-oknum keturunan Yaman yang memecah belah umat dan membuat keresahan di Indonesia. Mereka ingin menerapkan ajaran Islam yang berbeda dari yang dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia. Maka sebaiknya kita berpaling dari ulama-ulama pendatang dari Yaman itu, dan mari kita mulai mengkuti wejangan-wejangan ulama pribumi yang menegakkan Islam yang sesuai al-Quran dan Hadist yang dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia.
Berikut ini daftar nama tokoh-tokoh agama Keturunan Yaman yang harus dijauhi:
- Quraish Shihab (tidak mendukung aksi bela Islam, tidak mewajibkan jilbab, membolehkan ucapan natal)
- Habib Luthfy bin Yahya (tidak mendukung aksi bela Islam, dekat dengan rezim zalim)
- Habib Jindan bin Novel (sering mengkritik habaib yang ikut aksi demo, menolak pelarangan salat bagi muslim yang memilih Ahok, berceramah di istana rezim zalim dalam acara maulid nasional dan mengatakan bahwa Islam tidak bisa dibela dengan caci maki)
- Habib Husein Baagil (tidak mendukung aksi bela Islam, membela Jenderal Dudung Abdurahman)
- Habib Jamal Baagil (tidak mendukung aksi bela Islam, membela Jenderal Dudung dan menerimanya sebagai tamu kehormatan di ponpesnya)
- Habib Husein Jakfar al-Hadar (tidak mendukung aksi bela Islam, menyebarkan ajaran sufisme)
- Haidar Bagir (tidak mendukung aksi bela Islam, menyebarkan sufisme)
- Abdillah Toha (tidak mendukung aksi bela Islam, mengkritik IB HRS)
- Alwi Shihab (tidak mendukung ikut aksi bela Islam, mempromosikan gerakan lintas agama)
Tokoh-tokoh Islam pribumi yang patut diikuti:
1.Ustad Abdul Somad
2.Ustad Adi Hidayat
- Ustad Sugik Nur
4.Ustad Bachtiar Nasir
5.Ustad Slamet Maarif - Ustad Munarman
7.Ustad Rahmat Baequni
8.Ustad Alfian Tanjung
9.Ustad Firanda Andirja
10.Ustad Zaitun Rasmin
11.Ustad Anwar Abbas
12.Ustad Yahya Waloni
13.Ustad Hanan Attaki
14.Ustad Ismail Yusanto
Meskipun demikian, ada juga tokoh-tokoh agama keturunan Yaman yang patut diikuti karena memperjuangkan berdirinya Islam yang kafah di bumi Indonesia seperti misalnya Imam Besar Habib Rizieq Shihab, Habib Bahar bin Smith, Habib Hanif al-Atas, Ustad Novel Bamukmin, Ustad Haikal Hassan, Ustad Khalid Basalamah, dan Ustad Yusuf Martak.
Mohon maaf kepada ustad-ustad pejuang Islam di atas, kami menghormati dan mencintai kalian dan kami tidak bermaksud membeda-bedakan antara pribumi dan warga pendatang Yaman. Kami terpaksa menggunakan istilah pribumi dan warga pendatang keturunan Yaman karena kami sebagai warga pribumi sudah sangat geram dengan banyaknya tokoh agama keturunan Yaman yang meracuni keislaman warga pribumi, warga asli Indonesia.
Ini kami lakukan semata-mata agar saudara-saudara kami sesama pribumi sadar untuk tidak silau dan memuja Quraish Shihab dkk, Janganlah mengagung-agungkan Arab, karena terbukti bahwa Quraish Shihab dkk itu, meskipun mereka habib dan keturunan Arab, mereka jauh dari ajaran Islam yang benar.