Syiah kemarin dan hari ini jadi trending topic di twitter yang mayoritas isinya hujatan dan laknat. Pemicunya adalah pernyataan ketua Partai Rakyat yang berjanji membela kaum minoritas, termasuk Syiah dan LGBT.
Pernyataan yang terkesan sembrono tersebut menjadi beban tambahan bagi komunitas Syiah yang hingga saat ini digempur dari semua arah gerombolan takfiri yang sukses mencatut nama Ahlussunnah demi mengelabui masyarakat.
Sebenarnya pernyataan di atas bukan berita baru. Tapi ketika ketua partai ini memberikan pernyataan kritis terkait hak masyarakat Papua, kaum intoleran mengangkatnya kembali sebagai cara meresponnya. Sayangnya, dia justru terpancing menanggapi komentar-komentar sinis itu dengan pernyataan yang makin memperkuat tuduhan mereka.
Terlepas dari konteks itu, membela Syiah saja di ruang publik sudah cukup menjadi pemicu ujaran-ujaran kebencian, apalagi disandingkan dengan pembelaan hak kaum LGBT.
Penyebutan Syiah dan LGBT sebagai contoh kelompok minoritas dalam pernyataan seorang politisi yang berusaha menarik perhatian publik dan mengundang dukungan kelompok-kelompok minoritas yang diintimidasi, termasuk Syiah, jelas merugikan komunitas Syiah yang secara tegas menolak selain orientasi heteroseksual. Lagi pula, apalah manfaat kehebohan dan trending bila isinya justru blunder.
Selain itu, strategi mendulang suara dengan mengangkat Syiah yang jumlahnya sangat kecil di tengah arus intoleransi yang kian menguat adalah straregi yang salah fatal. Ini adalah akibat minimnya data dan kurangnya pengalaman interaksi pembuat pernyataan tersebut dengan komunitas Syiah.
Semoga Ketua Umum parpol baru ini segera melakukan klarifikasi dengan menepis tuduhan partainya sebagai partai Syiah meski mungkin sebagian pengurusnya mengaku bermazhab Syiah dan menjelaskan konteks pembelaan hak minoritas tanpa menyeret-nyeret Syiah karena hal itu merugikan komunitas Syiah Indonesia yang tidak punya partai khusus dan tidak punya sikap politik yang seragam.
Niat baik saja tidak cukup. Ia perlu dibarengi dengan kalkulasi matang dan fatsun.