INDONESIA TODAY ONLINE – Tragedi memilukan terjadi pada Senin, 29 September 2025 sekitar pukul 15:15 WIB, ketika bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk dan menewaskan 67 santri. Peristiwa ini menyisakan duka mendalam bagi dunia pendidikan Islam. Pondok pesantren yang dipimpin oleh KH. Raden Abdus Salam Mujib ini dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam besar di kawasan tersebut. Namun, musibah datang saat proses renovasi bangunan sedang berlangsung.
Beberapa hari sebelum kejadian, beredar di media sosial sebuah video yang menunjukkan KH. R. Abdus Salam Mujib menerima kunjungan rombongan PWI-LS di Ponpes Al-Khoziny. Video tersebut ramai dibagikan warganet dan menjadi perbincangan publik, meskipun belum ada konfirmasi resmi terkait konteks maupun maksud kunjungan tersebut. Peristiwa itu kemudian menjadi sorotan setelah tragedi ambruknya bangunan terjadi, menimbulkan beragam spekulasi di ruang digital.
Berdasarkan laporan BNPB dan sejumlah media nasional, penyebab utama insiden ini diduga berasal dari kegagalan struktur bangunan. Pengecoran lantai atas dilakukan ketika konstruksi belum sepenuhnya matang, menyebabkan tiang dan pondasi tidak mampu menahan beban tambahan. Beban cor beton yang besar serta tidak terdistribusi merata mempercepat keruntuhan. Selain itu, ada indikasi lemahnya pengawasan teknis dan penggunaan material yang tidak sesuai standar konstruksi. Bangunan yang telah lama berdiri kemudian dimodifikasi tanpa perhitungan struktural yang memadai, sehingga memperparah kondisi bangunan.
Tragedi ini menjadi pelajaran penting akan urgensi penerapan standar keselamatan bangunan yang ketat, khususnya di lingkungan pendidikan berasrama yang menampung banyak santri. Pemerintah dan masyarakat diharapkan menjadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk memperkuat pengawasan terhadap kualitas dan keamanan sarana pendidikan.
Cibubur, 7 Oktober 2025
