Mar 25, 2025
spot_img

WASPADALAH BALA TENTARA DAJJAL SUDAH DI DEPAN MATA KITA

Dalam beberapa tradisi keagamaan, khususnya Islam, Dajjal digambarkan sebagai tokoh yang membawa fitnah dan kerusakan di akhir zaman. Salah satu cara yang sering disebutkan adalah menciptakan perpecahan di antara umat manusia, termasuk dengan menggunakan isu-isu sensitif seperti nasab, suku, agama, atau perbedaan lainnya.

Salah satu ciri bala tentara Dajjal adalah memecah-belah umat Islam melalui fitnah dan adu-domba, termasuk dengan mempersoalkan dan menyerang nasab keturunan Rasulullah SAW/Ba’alawi seperti yang dilakukan oleh kelompok begal nasab yang dipelopori Ki Imaduddin Utsman.

Kelompok seperti “begal nasab” ini konsisten menyebarkan keraguan atau fitnah terkait keaslian keturunan Rasulullah saw dalam hal ini Ba’alawi, dengan tujuan melemahkan kepercayaan umat kepada zuriyyah Ahlul Bait (keluarga Nabi saw) yang memiliki kedudukan mulia dalam Islam.

Cara ini digunakan untuk menciptakan perpecahan antar golongan, menanamkan kebencian antar sesama kaum Muslimin dan mengalihkan perhatian umat dari isu-isu besar seperti genosida di Gaza, cengkraman dan dominasi oligarki dalam merusak tatanan hukum dan demokrasi di negara kita dan menjauhkan dari inti ajaran Islam yang sejati. Oleh karena itu, umat Islam perlu berhati-hati terhadap isu-isu semacam ini, mengedepankan ilmu, klarifikasi, dan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) agar tidak terjebak dalam fitnah yang merusak persatuan.

*Mengapa isu nasab atau identitas sering digunakan sebagai alat adu domba?*

1. Sensitivitas Identitas

Nasab atau garis keturunan adalah bagian penting dari identitas seseorang. Isu ini bisa menjadi sangat sensitif karena berkaitan dengan rasa harga diri, martabat, dan kebanggaan keluarga atau kelompok tertentu.

2. Membangkitkan Emosi

Isu-isu yang berkaitan dengan identitas sering memicu emosi yang kuat, sehingga mudah dimanfaatkan untuk menciptakan konflik.

3. Memecah Persatuan

Dengan menanamkan keraguan dan kebencian antarindividu atau kelompok berdasarkan identitas, tujuan persatuan umat menjadi sulit tercapai.

Bagaimana sebaiknya menghadapi fitnah nasab atau adu domba seperti ini?

-Mengutamakan Ilmu dan Kebijaksanaan

Memahami ajaran agama dengan baik dan tidak terbawa oleh emosi saat menghadapi isu-isu sensitif.

-Mengedepankan Persaudaraan

Fokus pada persatuan dan mencari titik temu, bukan perbedaan.

-Tabayyun (Memeriksa Informasi)

Tidak langsung percaya pada berita atau isu yang berpotensi memecah belah. Selalu periksa kebenarannya.*

– Penegakkan Hukum

Penegakan hukum terhadap mereka yang menyebarkan kebencian dan melakukan provokasi SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) adalah langkah penting untuk menjaga stabilitas sosial dan kerukunan masyarakat. Sosialisasi kebencian dan provokasi seringkali menjadi pemicu konflik, merusak persatuan, dan menciptakan ketidaknyamanan di masyarakat.

Penindakan ini juga harus disertai edukasi masyarakat tentang pentingnya toleransi, etika bermedia sosial, dan penghormatan terhadap keberagaman agar kasus serupa dapat dicegah di masa mendatang.

Penting untuk selalu waspada terhadap segala bentuk upaya adu domba yang dapat mengganggu kerukunan umat Islam dan sesama anak bangsa, terutama yang menggunakan isu-isu sensitif seperti nasab/SARA.

Depok, 05 Desember 2024

Gerakan Nasional Anti Kekerasan & Intoleransi (GENERASI)

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

sakarya bayan escort escort adapazarı odunpazarı escort